Apa Ujian Nasional Dihapus Udah Cocok? Penilaian dari Pojok Pandang Guru serta Murid
Sejak mulai diberitakannya peniadaan Ujian Nasional (UN) oleh pemerintahan, dunia pendidikan Indonesia merasakan pergesekan besar dalam struktur penilaian evaluasi. Kebijaksanaan ini memetik reaksi bermacam, baik dari golongan pengajar ataupun murid. Ada yang menyongsong dengan lega, juga ada yang menyoalkan urgensinya. Lantas, apa putusan meniadakan UN udah cocok? Silakan kita kupas dari 2 segi: guru serta murid.
Latar Belakang Peniadaan UN
Ujian Nasional dahulunya dipandang sebagai patokan sukses murid secara nasional. Akan tetapi, sejak mulai 2020, UN sah dihapus serta diganti oleh asesmen kapabilitas minimal (AKM) serta evaluasi kepribadian. Arahnya yaitu membuat struktur penilaian yang tambah komplet serta tidak sekedar focus di hafalan.
Menurut Kemendikbud, peniadaan ini dikerjakan biar proses evaluasi tidak sekedar menguber nilai akhir, namun lebih mengedepankan di wawasan prinsip serta pengukuhan kepribadian. Akan tetapi, faktanya tak seringan tersebut. Di dalam lapangan, guru serta murid hadapi dinamika yang gak dapat dilalaikan.
Pandangan Guru: Lega Namun Hati-hati
Mayoritas guru menyongsong baik peniadaan UN. Menurut Ibu Rina, seseorang guru matematika SMP di Jakarta, penekanan mendidik buat menguber standard nasional saat ini menyusut.
“Dahulu kami repot drill bab, saat ini kami dapat bertambah fleksibel menumbuhkan materi yang tambah kontekstual,” pungkasnya.
Apa Ujian Nasional Dihapus Udah Cocok?
Akan tetapi, tidak semuanya guru merasakan nyaman dengan struktur anyar. Pak Wahyu, guru di wilayah pelojok Kalimantan, menyorot kepincangan akses info.
“Murid di kota cepat penyesuaian dengan AKM serta evaluasi digital. Namun di kampung? Jangankan AKM, jaringan internet saja kadangkala gak ada.”
Dengan tak terdapatnya standard ujian nasional, sejumlah guru risau bab mutu pendidikan yang tambah beragam antara wilayah. Mereka mengharapkan masih ada penilaian bertaraf nasional, walaupun mempunyai bentuk bukan UN formal.
Nada Murid: Di antara Puas serta Kebingungan
Dari segi murid, sebagian besar berasa terselamatkan dengan dihapuskannya UN. Penekanan belajar saat kelulusan menjadi menyusut. Mereka tidak akan mesti tidur sampai larut malam buat menyingkirkan sejumlah soal yang susah.
Akan tetapi, lumayan banyak juga yang berasa kehilangan arah. Kevin, murid kelas XII SMA di Surabaya, mengucapkan,
“Dahulu ada UN selaku penutup perjuangan kami, saat ini berasa cemplang. Ujian sekolah menjadi berasa gak miliki berat.”
Sejumlah murid pun mengakui kebingungan sebab tak tahu sesuatu yang mesti mereka konsentrasikan. Struktur AKM dikira sangat abstrak, serta tidak semuanya guru siap menyertai muridnya dengan optimal.
Plus Minus Peniadaan UN
Keuntungan:
Kurangi depresi serta beban moral murid.
Berikan tempat evaluasi yang tambah inovatif serta mempunyai makna.
Kurangi praktek belajar instant yang cuman menguber nilai.
Rugi:
Tak ada patokan nasional buat menilainya mutu murid antara wilayah.
Tampil kepincangan akses AKM, terpenting di wilayah terkucil.
Motivasi belajar dapat jadi menurun sebab tak ada tujuan ujian besar.
Apa yang Dapat Dibenahi?
Bukannya mempercayakan UN, struktur penilaian nasional yang fleksibel akan tetapi terancang masih amat diperlukan. Pemerintahan penting meyakinkan kalau AKM tidak hanya makna anyar tanpa ada kesigapan strukturik.
Kurikulum mesti disinkronkan kapabilitas guru serta murid. Kursus buat guru, akses technologi, serta penyempurnaan infrastruktur jadi hal utama biar peniadaan UN tak malahan membentuk kepincangan anyar.
Rangkuman
Peniadaan Ujian Nasional bukanlah putusan yang bisa diartikan dengan cara hitam-putih. Dari sisi pandang guru, cara ini berikan udara segar buat pendekatan evaluasi yang tambah manusiawi. Akan tetapi dari segi murid, masihlah ada kepanikan serta minimnya petunjuk yang pasti.
Yang palinglah penting waktu ini bukan sebatas ganti struktur ujian, namun bagaimana meyakinkan kalau tiap-tiap anak Indonesia—di mana pun cmd368 login mereka berada—mendapat peluang belajar serta ditinjau dengan cara adil . Sehingga, apa peniadaan UN udah cocok? Jawabnya: dapat iya, asal dikerjakan kiat yang masak.